Cara Unik Seduh Teh di Turki

menyeduh teh turki dengan teko dan cangkir khusus


Assalamu’alaykum, Tetangganet. Bagaimana kabarnya hari ini? Di tempat kami, hujan baru saja reda. Walaupun derik serangga kebun sudah kembali terdengar, hawa dinginnya masih tertinggal di rongga-rongga dada. Hmm.. nikmatnya menyeruput teh hangat sambil duduk di depan rumah, menikmati suasana.

Sukanya Tetangganet dengan teh? Kalau saya suka sekali. Sayangnya, harus sudah mulai mengurangi konsumsi teh nih, agar bisa lebih banyak minum air putih. Tapi secangkir teh saja setiap hari tidak masalah bukan? Hehehe..

Sewaktu saya tinggal di Turki, betul-betul saya dimanjakan dengan berbagai macam teh di sana. Bukan hanya teh hitam klasik, tetapi juga beragam tanaman yang dibuat teh, yang bermanfaat untuk kesehatan.

Cara menyeduhnya pun berbeda dengan yang biasanya saya lakukan di Indonesia. Ada ketel khusus dan cangkir khususnya juga lho.

Kali ini saya ingin menceritakan tentang budaya menyeduh teh sewaktu saya dulu tinggal di Turki. Budaya ini saya pelajari dengan mengamati teman-teman Turki saya ketika membuat teh di rumah kami.

Cara Penyeduhan Teh yang Unik

Ketel teh di Turki terdiri dari dua tingkat. Jadi semacam ada teko yang ukurannya lebih besar berada di bawah, ditumpuk dengan teko yang ukurannya lebih kecil di atas. Teko yang di bawah, untuk air putih yang mendidih. Sedangkan yang atas untuk seduhan daun teh yang pekat.

Pertama-tama, isi wadah yang di bagian bawah dengan air putih, dan wadah bagian atas dengan daun teh. Daun teh yang digunakan biasanya daun teh hitam sekitar segenggam tangan, ditambahkan dengan sejimpit pucuk daun teh yang disebut tomurcuk (dibaca tomurjuk). Lalu letakkan di atas kompor hingga air putihnya mendidih.

Ketika air di wadah yang bawah sudah mendidih, tuangkan air mendidih tersebut ke wadah yang di atas yang berisi daun teh. Aroma yang nikmat akan tercium darinya. Tapi kita belum boleh meminumnya ya..

Tambahkan air putih ke wadah yang di bawah hingga penuh, letakkan wadah yang di atas kembali di atas wadah yang bawah, kemudian tunggu hingga air putih di wadah yang di bawah sudah mendidih.

Jangan pernah menyentuhkan wadah seduhan atas langsung ke api. Konon, menyentuhkan wadah seduhan secara langsung ke api akan menyebabkan teh terasa pahit.

Ketika air yang di bawah sudah mendidih, periksa seduhan teh di wadah atas. Kalau semua daun teh telah tenggelam, berarti teh sudah siap dihidangkan.

Siapkan gelas khusus teh yang melengkung cantik. Tambahkan seduhan teh dari wadah atas, kemudian tambahkan air putih mendidih. Jika Tetangganet ingin teh manis, tambahkan gula ke dalam gelas sesuai selera.

Nge-teh dengan Tamu ala Orang Turki

Menyajikan teh yang panas kepada tamu adalah hal yang wajib untuk orang Turki. Kalau pun tamu datang untuk sajian makan besar, teh akan dihidangkan setelah makan utama telah selesai dan beralih ke manisan.

Kalau Tetangganet hendak menghidangkan teh ke tamu, jangan lupa untuk bertanya, mau teh yang pekat atau yang tidak pekat. Jika tamunya ingin teh yang tidak pekat, tuangkan seduhan bagian atas hanya sedikit, kemudian tambahkan air mendidih sehingga mendapatkan warna teh yang cukup terang. Jika ingin membuat yang lebih pekat, tuangkan seduhan lebih banyak, sehingga warnanya lebih pekat.

Teh Turki tidak diseduh dengan gula. Jika ingin teh yang manis, tambahkan gula di gelas, bukan di tekonya. Biasanya, teh dituangkan di hadapan tamu, kemudian disediakan gula berbentuk kubus di sebuah wadah lain. Ini untuk menghormati selera masing-masing tamu, ada yang suka teh tawar, ada pula yang suka teh manis. Lalu pecinta teh manis biasanya akan menambahkan satu atau dua gula kubus ke dalam gelasnya masing-masing.

Letakkan sendok secara melintang di atas gelas, apabila Tetangganet sudah selesai minum teh dan tidak ingin tambah. Meletakkan sendok di dalam gelas adalah suatu isyarat bagi tuan rumah untuk mengisi kembali teh ke gelas-gelas yang kosong. Jika Tetangganet meletakkan sendok secara melintang di atas gelas, Tetangganet telah memberi isyarat kepada tuan rumah, “Sudah cukup tehnya, terima kasih.”


Kini sendok saya sudah saya taruh melintang. Sudah saatnya untuk berpamitan. Jangan lupa doakan, “Ellerinize saglik” semoga tangan-tangan Anda selalu sehat, kepada orang yang telah menjamu kita. Sampai jumpa di postingan berikutnya. Wassalamu’alaykum.

1 Komentar

  1. Malah jadi penasaran pengen nyoba tehnya mba.. Unikk.. N kereen mba

    BalasHapus

Silakan tinggalkan komentar, tapi bukan link hidup ya