Surat Seperti Apa yang Akan Kautuliskan untuk Toko Kelontong Namiya

 



Sebuah toko kelontong tua, yang terletak di lokasi yang aneh, tak berpenghuni. Tapi ajaibnya, setiap orang yang memasukkan surat berisi konsultasi hidupnya ke kotak surat di pintu gulung toko tersebut, akan mendapatkan balasan keesokan harinya di kotak susu.

Kau boleh mencobanya, tapi jangan berharap suratmu akan dibalas dengan santun. Seringkali yang tertulis di sana adalah saran yang tak kauharapkan. Namun, dari situlah kau akan memahami dirimu yang sebenarnya.

Tentu saja, semua ini hanya fiksi. Namun, jika ada kesempatan seperti ini, akankah kau melewatkannya? Surat seperti apa yang akan kautulis untuk Toko Kelontog Namiya? Beranikah kau mencoba menelisik hatimu yang paling dalam dan menantang logika-logikamu sendiri ketika membaca balasannya?


Teruntuk Toko Kelontong Namiya,



Ah, ya, tentu saja perlu suatu nama samaran agar surat ini anonim sebagaimana seharusnya.

Tapi tak ada apapun yang terlintas di kepala ini. Baiklah, mari sebut saja ‘kertas kosong’. Sungguh, tidak ada lagi yang dapat terpikirkan. Semuanya terlalu ‘kosong’.

Lucu, memang, ketika kita mempunyai Tuhan yang kepada-Nya kita berdoa, namun tetap saja ingin agar cerita kita diketahui dan ditanggapi oleh orang lain, bahkan ketika orang itu adalah orang asing di hidup kita. Aku tak tahu. Mungkin untuk seseorang yang imannya kuat, mereka takkan butuh surat-menyurat ini. Entahlah, kurasa imanku tak sekuat itu.

Aneh juga sebenarnya, jika kupikir-pikir, fenomena ini juga terjadi pada dunia modern seperti sekarang. Dunia yang serba canggih dimana orang-orang jarang menulis surat. Tapi memberikan pertanyaan anonim kepda seseorang yang tidak mengenal kita seperti misalnya influencer di media sosial tetap digandrungi.

Mungkin yang dibutuhkan bukan jawaban yang tepat, tapi cukup perhatian saja dari yang ditanyai. Perhatian? Atau sekedar ingin meluapkan isi hati?

Kembali ke surat untuk Toko Kelontong Namiya.



Teruntuk Namiya-san di Toko Kelontong Namiya, maupun siapa saja yang membaca surat ini di rumah tersebut.

Aku adalah kertas kosong. Aku hidup nyaman bersama keluargaku. Tanpa bekerja keras, semua kebutuhanku telah terpenuhi.

Hanya saja, ada yang terasa kurang dari gaya hidup seperti ini. Tantangan tertinggi adalah bahwa tantangan ini terlihat mudah, namun bagiku cukup sukit. Bagaimana menjelaskannya ya? Hidupku sudah cukup nyaman, namun aku tak mengetahui apa yang akan aku kejar.

Sungguh mengejutkan cara Anda membalas sebuah surat kosong. Bagaimanapun, surat itu juga merepresentasikan apa yang ada di pikiran saya. Kosong. Membaca balasan Anda pada surat tersebut, saya tidak menyangka. Ada secercah rasa optimis yang muncul di hati saya.

Begitu baiknya Anda mengatakan adanya banyak kesempatan yang terbuka untuk saya. Saya memiliki kebebasan untuk mulai menuliskan peta hidup saya dari kertas kosong. Betapa menenangkan.

Mungkin yang ajaib bukan hanya toko kelontong Namiya. Bukan, bukan. Maksud saya, yang ajaib bukan hanya surat-surat yang saling berbalas menembus waktu di Toko Kelontong Namiya. Bahkan saya pun terpapar keajaiban tersebut, tanpa perlu menulis surat dan memasukkan surat itu ke kotak surat. Anda Sudah menjawab pertanyaaan hati saya, melalui tangan penulis buku Keajaiban Toko Kelontong Namiya.

Hari saya menulis surat ini adalah hari terakhir di tahun 2023. Besok adalah hitungan tahun yang baru. Ya, memang tahun baru hanyalah sekedar hari biasa seperti hari-hari yang lain. Seperti yang Anda sampaikan, memandang Olimpiade pada balasan surat pertama. Ia hanyalah sebuah pertandingan olahraga sebagaimana pertandingan olahraga yang lain.

Namun hari ini istimewa untuk saya. Saya mulai menulis peta hidup saya dari kertas kosong. Besok saya akan memulai hidup baru.

Terima kasih saya untuk Namiya-san.



Kertas Kosong


Untukmu yang tertarik membaca kisah lengkap Toko Kelontong Namiya, dapatkan bukunya di link berikut

27 Komentar

  1. Namiya-san...aku sebenarnya perlu membeli beberapa batang sabun, kecap, dan pasta gigi di toko kelontongmu. Bisa kah kamu menyediakannya untukku? Pilihkan apa saja asal bukan produk dalam daftar boikot ya. Selain belanja, aku juga tertarik membaca buku tentangmu. Kalau kamu punya, pinjemin dong.....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Untuk Liha-san, silakan datang ke toko ketika jam buka. Di tahun 1980, produk Kao cukup populer. Semoga produk-produk tersebut juga berkenan di hatimu.
      Buku tentang toko kelontong ini bisa juga kamu pinjam di IPusnas. Jangan lupa antre ya.
      Tertanda,
      Asisten Namiya-san
      :)

      Hapus
    2. Klo balasan dari Liha Ahliana adalah Liha-San bagaimana dengan aku? Adakah nama yang cocok dari seorang pembaca surat kelontong namiya ini?

      Hapus
  2. Wah, bikin penasaran nih cerita fiksi di Toko Kelontong Namiya. Sepertinya pecinta literasi kudu baca buku ini deh untuk memperluas wawasan sekaligus menikmati cerita unik di buku ini...

    BalasHapus
  3. Wow penuh pelajaran dari sebuah toko kelontong. Membuat kita jadi berpikir untuk masa depan yang lebih baik.

    BalasHapus
  4. Owh, toko ajaib...cover nya sederhana sekali ya tapi baca resensinya bagus sekali cerita nya

    BalasHapus
  5. Duh, tulisannya kok menggoda sekali dan bikin penasaran akan isi toko kelontong Namiya.

    BalasHapus
  6. Seperti surat untuk masa depan atau ke masa lalu, bikin penasaran nih

    BalasHapus
  7. Ulasannya menarik kak. Ini cerita fiksi kok bikin penasaran ya. Buku bisa dibeli dimana kak?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Di Gramedia ada, Kak. Online juga ada. Kalau saya pinjam di ipusnas.

      Hapus
  8. Duh,,,, kriuk banget. Jadi penasaran sama ini buku. Meskipun fiksi, aku baca sinopsis nya sudah lupa menginjakkan kaki di bumi. Terbang mengikuti cerita si toko kelontong yang buat aq misterius sih

    BalasHapus
  9. Cerita yang menarik meskipun saya belum paham maksudnya, he-he. Jadi penasaran kan. Terkadang kita perlu disadarkan dengan kata-kata yang tidak diharapkan. Alih-alih kata-kata indah melenakan yang tidak konstruktif.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Review lengkapnya menyusul ya, Kak. Nanti saya edit lagi. Hehehe... Kurang lengkap memang ulasannya 🙈

      Hapus
  10. Banyak belajar untuk bisa merangkai kata dengan baik agar mudah dipahami dan tidak rancu

    BalasHapus
  11. Banyak belajar untuk bisa merangkai kata dengan baik agar mudah dipahami dan tidak rancu

    BalasHapus
  12. Ah, baru saja beberapa waktu lalu membahas buku ini bareng anak-anak Ekskul Literasi di Sekolah, kebetulan ada salah satu anak yang suka sekali dengan karya Keigo Higashino ini.
    Surat untuk Toko Kelontong Namiya ini memang apik jalan ceritanya dan unpredictable, plus banyak hikmah untuk kehidupan juga. Recommended lah

    BalasHapus
  13. Saya sudah baca buku dan buat review-nya juga mb. Btw Namiya-san memang tempat yang akan dibutuhkan kapanpun. Bahkan di era digital sekalipun. Orang yang benar-benar tulus mendengarkan dan memberikan opsi solusi.

    BalasHapus
  14. Hmm, saya mau nulis apa ya untuk Toko Kelontong Namiya, jadi penasaran dengan isi ceritanya nih, coba meluncur ke Ipunas ah

    BalasHapus
  15. Wah penasaran sama novelnya maksudnya apa yaa kenapa bisa dapat belasan surat 🙈 kalau influencer bukan surat yang masuk tapi DM ya, hehe. Toko kelontong aja jadi sarat makan bgt yaa 😍

    BalasHapus
  16. Aaach bikin penasarann...
    Dengan desain cover yang simple tapi terlihat elegan, sepertinya surat untuk toko kelontong Namiya isi nya menarik ya mbak... Wajib banget beli nih..

    BalasHapus
  17. Aaacchh jadi penasaraan..
    Dengan desain cover yang simple tapi terlihat elegan, sepertinya surat untuk toko kelontong Namiya isinya menarik ya mbak. Wajib banget beli nih...

    BalasHapus
  18. Betul juga sih,kadang yang dibutuhkan bukan balasan sebenarnya, mungkin perhatian saja. Kadang dengan sebuah perhatian kecil sudah cukup menjadi jawaban atas masalah yang terjadi. Menarik untuk dibaca utuh bukunya.

    BalasHapus
  19. Wah mantabb mba reviewnya
    . kok kayaknya ada novel yg mirip dengan inj ya mba, tapi lupa namanyaa

    BalasHapus
  20. di akhir jd tersentuh "Namun hari ini istimewa untuk saya. Saya mulai menulis peta hidup saya dari kertas kosong. Besok saya akan memulai hidup baru." keajaiban toko kelontong namiya

    BalasHapus
  21. Novel ini pernah ku baca juga, alur ceritanya emang keren banget berasa ingin nulis surat. Tapi secara ending beneran tak menyangka sekali

    BalasHapus
  22. Belum berani mengunkap isi yang paling dalam nanti orang rumah marah....Toko yang sangat ajaib..

    BalasHapus

Silakan tinggalkan komentar, tapi bukan link hidup ya