5 Tips Agar Ilmu Kita Menjadi Berkah dan Bermanfaat

 

5 Tips Ilmu Berkah dan Bermanfaat


Assalamu’alaykum, Tetangganet, bagaimana kabarnya hari ini? Alhamdulillah, dengan berbagai kemudahan di zaman ini, kita telah dimudahkan untuk menuntut ilmu darimana saja.

Buku-buku berbagai bidang dijual berlimpah di toko buku-toko buku tanpa perlu kita repot fotokopi. Kaum wanita tidak lagi dibatasi untuk berguru hingga ke universitas. Bahkan kini banyak wanita yang telah menjadi guru besar di perguruan tinggi. Di dalam pendidikan nonformal pun, telah tersedia begitu banyak kesempatan untuk mengikuti berbagai kursus, baik yang gratis maupun berbayar. 

Ditambah lagi, dengan adanya teknologi yang makin maju. Kita bisa membaca buku digital tanpa perlu susah payah datang dan mencari di toko. Beragam ilmu bisa kita dapatkan dari berbagai channel media sosial maupun platform e-course, langsung dari ahlinya. Misalnya saja, saya bisa memiliki keahlian nge-blog karena mengikuti kelas blogging gratis yang diselenggarakan oleh Coach Marita.

Yang menjadi pertanyaan kita sekarang adalah bagaimana caranya agar segala ilmu yang kita dapatkan bisa menjadi ilmu yang bermanfaat dan menjadi sumber keberkahan bagi kita.

Seberapa Penting Menjadikan Ilmu Kita Bermanfaat?

Tentu penting sekali. Coba kita bayangkan, berapa banyak waktu yang telah kita habiskan untuk mendapatkan ilmu tersebut. Sedangkan, jatah usia kita hidup di dunia ini terbatas. Sungguh rugi, apabila ilmu yang kita dapatkan menjadi ilmu yang sia-sia.

Rasulullah shalallahu alaihi wassalam bahkan pernah berdoa agar dijauhkan dari ilmu yang tidak bermanfaat.
Allahumma inni a’udzubika min ‘ilmi la yanfa’, wamin qalbi laa yahsya’, wamin nafsi laa tasba’, wamin du’ai laa yasma’ "(HR. Abu Dawud, An-Nasa’i, dan Ibnu Majah).
Artinya “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari hati yang tidak khusyu’, dari nafsu yang tidak pernah puas, dan dari doa yang tidak pernah didengar (dikabulkan)”. [1]

Doa perlindungan dari ilmu yang sia-sia



Ilmu yang bermanfaat itu ibarat investasi. Pahala kebaikannya akan terus mengalir bahkan setelah kita telah diwafatkan Allah subhanahu wata’ala.

Dalam hadits riwayat Muslim, Abu Hurairah radhiyallahu anhu berkata, Rasulullah shalallahu alaihi wassalam bersabda yang artinya: ”Apabila anak Adam itu mati, maka terputuslah amalnya, kecuali (amal) dari tiga ini: sedekah yang berlaku terus menerus, ilmu yang dimanfaatkan, dan anak sholeh yang mendoakan dia.”[2]

Pasti senang dong, jika kita punya amalan yang pahalanya mengalir terus. Bayangkan saja ketika jiwa raga kita sudah tidak bisa melakukan apapun, namun masih diganjar Allah dengan pahala karena ilmu yang bermanfaat.

Tips Agar Ilmu Menjadi Bermanfaat

Berikut ini saya bagikan beberapa tips yang bisa kita lakukan agar ilmu yang kita dapat menjadi ilmu yang bermanfaat dan barokah.

1. Hormati sumber ilmu

Keberkahan ilmu dimulai dari sikap kita kepada sumber ilmu, yaitu buku dan guru.

Bersikap hormat kepada buku bisa kita mulai dengan tidak menggunakan buku bajakan. Dengan demikian, kita menghormati sang penulis dan memenuhi hak-haknya. Ada satu pengalaman menarik yang pernah saya tulis di blog saya yang lain tentang menghindari buku bajakan.

Selain itu memperlakukan buku dengan baik, juga termasuk salah satu adab. Tidak menduduki, melempar, atau melakukan perbuatan tidak baik lain. Para pencinta buku tentunya sudah paham ya bagaimana sedihnya ketika buku rusak.

Memuliakan guru sudah pasti menjadi salah satu sumber keberkahan ilmu. Jangan mencela guru, meremehkan, apalagi menyerang baik secara verbal maupun fisik! Kaum cerdik cendekia di zaman dulu saja bahkan tidak berani memotong perkataan gurunya. Walaupun tidak sependapat, mereka tetap menjunjung tinggi adab dan akhlak seorang murid kepada gurunya.

Sedih sekali saya ketika mendengar berita-berita tentang guru yang dirundung, bahkan diserang dengan senjata tajam oleh muridnya sendiri.

Parahnya lagi, orangtua juga seringkali jadi pihak yang bersikap menyepelekan guru. Bagaimana bisa mengharapkan anak yang santun, jika orangtua saja tidak dapat mencontohkan adab dan akhlak yang baik kepada guru anaknya? 
Sebuah catatan yang saya dan suami buat, jika kelak kami dikaruniai seorang anak, jangan sampai kami mencela guru di depan anak kami. Sebagai orang dewasa, seharusnya kita bisa bersikap lebih santun walaupun ada hal-hal yang kita tidak sependapat dengan orang lain.

2. Catat dan mengulangi membaca catatan

Ketika saya masih mengajar, sulit sekali mengajak para siswa untuk mencatat. “Kan bisa difoto atau di-screenshot saja, Miss.” “Kan slidenya sudah ada di LMS, Miss.” “ Kan ada rekamannya, Miss.”

Dengan dalih teknologi, mereka merasa mencatat sudah tidak lagi diperlukan.

Ketika saya merefleksikan kembali, sering kali orang dewasa juga tidak mau mencatat ketika mengikuti seminar atau webinar. Ambil foto sana-sini, lalu menyodorkan flashdisk ke panitia. Hmmm.. nampaknya mencatat sudah mulai terkikis dari budaya menuntut ilmu kita.

Walaupun di zaman sekarang kita bisa mendapatkan rekaman dari guru, saya merasa bahwa mencatat menberikan manfaat besar bagi penuntut ilmu. Mencatat memberikan waktu bagi kita untuk memproses apa yang sedang disampaikan oleh guru, kemudian mengolahnya dalam bentuk lain (tertulis). Hal ini dapat memudahkan pengetahuan yang kita dapatkan untuk masuk ke memori jangka panjang dan meningkatkan pemahaman terhadap ilmu tersebut. [3]


Dari ‘Abdullah bin ‘Amr dan Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

قيِّدُوا العِلمَ بالكِتابِ

“Jagalah ilmu dengan menulis.” (Shahih Al-Jami’, no.4434. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini sahih). [4]

Hadits keutamaan mencatat ilmu


Hal yang menarik saya amati dari blogger Monica Rasmona. Setelah mengikuti kajian, beliau menuliskan isinya kembali di dalam blognya. Dengan menyusun resume kajian ini, beliau tidak hanya mencatat untuk dirinya sendiri, namun juga resumenya dapat memberikan manfaat bagi orang lain yang membacanya.

3. Praktikkan

Ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang diamalkan. Maka, agar waktu menuntut ilmu kita tidak sia-sia, yuk kita praktikkan dari yang kita mampu. Misalnya, setelah mendapatkan ilmu tentang manfaat berkebun, kita bisa mulai bertanam walaupun hanya di satu pot atau ember bekas. Lebih baik mempraktikkan sedikit demi sedikit daripada tidak sama sekali. InsyaAllah dari yang sedikit itu, lama kelamaan akan dimudahkan untuk mengamalkan lebih banyak.

4. Bagikan

Semakin banyak kita membagikan ilmu kita kepada orang lain, semakin banyak juga orang yang akan mendapatkan manfaatnya. Selain itu, dengan membagikan, kita juga jadi teringat lagi dan lagi.

Salah satu trik yang kami sampaikan kepada para siswa yang ingin agar cepat mahir dalam suatu bidang adalah dengan mengajarkan ilmunya kepada teman sekelasnya atau adik kelasnya. Selain jadi cepat hafal karena mengulang, seringkali mereka akan menemukan poin-poin yang belum bisa mereka jelaskan kepada teman mereka. Itu tandanya mereka belum paham betul mengenai poin itu. Lalu mereka akan bertanya kepada guru. Dengan begitu, mereka mendapatkan pengetahuan yang lebih mendalam tentang hal tersebut.

5. Doakan

Siapa sih yang Maha Membolak-balikkan hati, jika bukan Allah semata? Apapun usaha kita agar mendapatkan ilmu yang bermanfaat tidak ada artinya jika Allah tidak menghendaki kebaikan bagi kita. Astagfirullah.

Oleh karena itu, hendaklah kita selalu berdoa agar mendapatkan ilmu yang bermanfaat.

Pada pagi hari, kita disunnahkan membaca doa berikut: Allahumma inni as aluka 'ilman nafian wa rizqan toyyiban, wa amalan muttaqabbalan.

“ Ya Allah, berikanlah kepada kami ilmu yang bermanfaat, rizki yang baik, dan amalan yang diterima." [5]
 
Doa dzikir pagi agar memperoleh ilmu yang bermanfaat


Semoga Allah jadikan kita semua orang-orang yang memiliki ilmu yang bermanfaat. Semoga artikel ini bermanfaat. Jika Tetangganet memiliki tips lainnya, silakan tulis di kolom komentar, ya. Wassalamu’alaykum.


Referensi

[1] Dr. Mukhtar Hadi, M.Si. 2023. Berlindung Kepada Allah Dari Ilmu yang Tidak Bermanfaat. IAIN Metro Lampung https://www.metrouniv.ac.id/artikel/berlindung-kepada-allah-dari-ilmu-yang-tidak-bermanfaat/
[2] Pondok Pesantren Darunnajah. 2017. Hadits Tentang Amalan Yang Tidak Terputus Hingga Setelah Meninggal. https://darunnajah.com/hadits-amalan-yang-tidak-terputus/
[3] Mark Bohay, dkk. 2011. Note Taking, Review, Memory, and Comprehension. https://memorylab.nd.edu/assets/258700/bohay_blakely_tamplin_radvansky_2011_american_journal_of_psychology_.pdf
[4] Muhammad Abduh Tuasikal, M.Sc. 2020. Beliau Pun Menyimak dan Mencatat (Ikatlah Ilmu dengan Menulis). https://rumaysho.com/13457-beliau-pun-menyimak-dan-mencatat-ikatlah-ilmu-dengan-menulis.html
[5] Kholid Syamhudi, Lc. 2022. Doa Nabi Minta Ilmu yang Bermanfaat, Rezeki yang Baik, dan Amalan yang Diterima. https://konsultasisyariah.com/39289-doa-nabi-minta-ilmu-yang-bermanfaat-rezeki-yang-baik-dan-amalan-yang-diterima.html

11 Komentar

  1. Benar meminta doa agar ilmu bermanfaat adalah salah satu kunci agar memenuhi kebutuhan

    BalasHapus
  2. semoga ilu yang dibagikan di rumahnh menjadi ilmu yang berkah dan bermanfaat untuk kita semua.. amiin..

    BalasHapus
  3. Terima kasih sharingnya mbak. Jadi pengingat untuk diri sendiri. Semoga kita bisa membagikan ilmu yang bermanfaat untuk orang lain.

    BalasHapus
  4. Adab dalam menjaga ilmu memang sangat penting agar ilmu yang sedang kita cari dapat berhasil, bermanfaat, dan menjadi keberkahan. Maka memang antara adab dan ilmu tidak bisa dipisahkan.
    Terima kasih Mbak Nia untuk ilmu dan tips-tips dalam mencari ilmu. InsyaAllah sangat bermanfaat

    BalasHapus
  5. Poin akhir yang terkadang kita lupakan...melantunkan doa agar ilmu kita bermanfaat dan menjadi amal jariyah penolong kita di akhirat kelak

    BalasHapus
  6. Salah satu agar ilmu bermanfaat itu harus dibagikan ya, Aku mengganggap hal tersebut sebagai wujud dakwah. Ya meski aksinya kecil, hanya dengan share ke medsos dan biasanya juga bikin tulisan biar semakin banyak yang tahu

    BalasHapus
  7. Terima kasih remindernya mbak, betul juga lo dengan mencatat ilmu akan lebih melekat, apalagi saat kita membagikan ilmu karena kita akan belajar ulang dan semoga ilmunya berkah

    BalasHapus
  8. Masya Allah aku pun merasakan hal yang sama merasakan keahlian ngeblog dari mbak Marita yang sudah membukan pintu-pintu rezeki. Setuju semua mbak, apalagi aku sebagai penulis juga nggak mau kalau bukuku ada yang jual bajakan. Royalti penulis nggak seberapa, ehh di bajak. Duh, sedihnya :(

    BalasHapus
  9. Masyaallah terima kasih reminder-nya. Sebelum menuntut ilmu, kita sebaiknya berdoa agar dihindarkan dari rasa angkuh atas ilmu tersebut. Agar kita senantiasa membumi dan ilmunya pun berkah.

    BalasHapus
  10. Mbak menulis dan membagikan ilmu seperti ini insyaAllah juga bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Kita sebagai orang tua perlu juga ya mengingatkan anak-anak agar lebih memiliki adab terhadab ilmu, buku, dan guru

    BalasHapus
  11. Sebuah reminder yang sangat menampar buatku mbak, seringnya aku termasuk yang males mencatat. Padahal ilmu sekecil apapun itu kalau nggak dicatat gampang hilang. Dan kalau gak diamalkan juga rawan menguap ya. Semoga kita semua dijadikan orang yang bermanfaat dengan mengamalkan, mengajarkan dan mengabadikan ilmu kepada orang lain di sekitar kita ya mbak. Aaamiin...

    BalasHapus

Silakan tinggalkan komentar, tapi bukan link hidup ya