Assalamu’alaykum, Tetangganet, mau healing kemana akhir pekan ini? Yuk, kabur sejenak dari hiruk pikuk kota ke sebuah desa yang sangat indah di Sumatera Barat bernama Desa Wisata Tabek Talang Babungo. Apa istimewanya desa ini sampai harus jauh-jauh ke sana? Mari, mari, tur online dengan saya, menjelajahi istimewanya tempat ini.
![]() |
| Pemandangan KBA Tabek Talang Babungo (Foto: Pelni Eliza, Google Map 2020) |
Tak Sekedar Keindahan Alam
Jorong Tabek berada di wilayah Nagari Talang Babungo, kecamatan Hiliran Gumanti, kabupaten Solok, Sumatera Barat. Lokasinya di kaki Bukit Barisan, diapit pegunungan. Lingkungannya asri dan udaranya sejuk, karena berada di ketinggian sekitar 1500 mdpl, menjadikannya tempat yang cocok untuk rehat sejenak dari polusi kota.Mendengar keindahan KBA Tabek Talang Babungo, saya segera menjelajah foto-foto dan video yang beredar di internet. MasyaAllah, hamparan gradasi hijau sawah dan perbukitan terlihat sejuk di mata. Beragam bunga warna-warni berjajar di tepi jalan. Sayangnya, Google Street View belum sampai di KBA Tabek. Namun, dari Google Earth, kita bisa melihat Talang Babungo dikepung oleh perbukitan hijau, bagaikan terkurung di dalam ceruk.
![]() |
| Talang Babungo (Sumber: Google Earth) |
Desa yang sangat indah ini, dulunya merupakan desa termiskin di Sumatera Barat. Wajar saja. Dengan lokasinya yang terpencil seperti itu, desa ini sulit berkembang. Untuk menjangkau Jorong Tabek, dibutuhkan waktu sekitar tiga jam berkendara dari kota kabupaten Solok. Saking tertinggalnya, sampai-sampai warganya sendiri malu menyebut dirinya berasal dari Jorong Tabek.
“Jangankan untuk datang ke sini. Orang menyebut nama Jorong Tabek saja sudah minder, kan,” ucap Kasri Sastra, pegiat KBA Tabek Talang Babungo, dalam salah satu wawancara di stasiun TV. “Oleh karena itu, tentu kita harus mencari identitas diri,” lanjutnya.
Warga bertekad kuat untuk bisa keluar dari stigma buruk Jorong Tabek yang kumuh. Mereka bahu-membahu menata kembali lingkungannya, menjadi lingkungan yang rapi, bersih, dan indah.
Menghapus kebiasaan buruk dan membangun kebiasaan baik tidaklah mudah. Pernah suatu ketika, Kasri Sastra dan beberapa penggerak lainnya membersihkan lingkungan, merapikan semak-semak, dan menanami tepian jalan dengan bunga. Namun, begitu sakit hatinya, ketika melihat pada sore harinya, bunga-bunga yang mereka tanam telah dicabut dari tempatnya.
Wali nagari atau kepala desa pada saat itu juga mengatakan bahwa awal mulanya warganya sulit diatur. Namun, semenjak Astra masuk ke Jorong Tabek, pola pikir masyarakat mulai berubah.
![]() |
| Gapura Selamat Datang KBA Tabek Talang Babungo (Sumber: YouTube SATU Indonesia) |
Bersama Astra, Bergerak Membangun Desa
Pada tahun 2016, Astra datang dengan program Kampung Berseri Astra (KBA). Astra membantu Tabek Talang Babungo dalam 4 bidang utama, yaitu pendidikan, lingkungan hidup, kesehatan, dan kewirausahaan. Astra memberikan pembinaan, pelatihan, dan peralatan bagi KBA Tabek Talang Babungo. Pemeran utama perubahannya, tentu saja, dari masyarakat Tabek sendiri.Komoditas utama Jorong Tabek adalah gula tebu dan gula aren. Sejak dulu, mayoritas masyarakat memang bertani tebu. Awalnya, para pengrajin gula masih menggunakan cara yang sangat tradisional dalam proses produksi mereka. Rumah produksi belum higienis dan belum memiliki sirkulasi udara yang baik. Ini berdampak pada kesehatan para pengrajin gula. Ketika Astra hadir, dibangunlah tungku dengan sistem pembuangan asap yang lebih efisien. Produksi gula meningkat dan kesehatan para pengrajin pun turut meningkat.
Setelah itu, muncullah inovasi gula semut yang lebih awet dan bernilai ekonomi lebih tinggi. Astra menyediakan pelatihan dan peralatan untuk warga. Sekarang, telah berdiri rumah produksi gula semut yang dikelola oleh sekitar 20 keluarga. Dari rumah produksi tersebut, warga mampu memproduksi hingga 50 kg gula semut per hari.
Gula semut sekarang telah menjadi oleh-oleh khas dari Jorong Tabek Talang Babungo dan telah dipasarkan ke berbagai daerah di Indonesia. Bayangkan, dari daerah yang terisolir, Tabek Talang Babungo berhasil bertransformasi hingga karyanya dikenal di Indonesia.
![]() |
| Gula Semut produksi KBA Tabek Talang Babungo (Sumber: Instagram @kba_tabek_talangbabungo) |
Gaya Hidup Berkelanjutan di KBA Tabek Talang Babungo
Yang saya salut dari KBA Tabek Talang Babungo adalah cara mereka tetap menerapkan gaya hidup berkelanjutan. Limbah organik dari produksi gula mereka menfaatkan kembali untuk membuat pupuk atau untuk budidaya maggot. Hasil panen maggotnya mereka jadikan pakan ayam dan ikan.Sedangkan limbah anorganiknya, mereka pilah dan olah kembali di bank sampah. Uang dari bank sampah, mereka kelola untuk mendukung berbagai program kesehatan dan pendidikan. Mereka juga mampu memberikan beasiswa kepada anak-anak yang berprestasi, bahkan ada yang sampai kuliah di Jepang!
Jadi, jika Tetangganet ingin belajar lebih dalam tentang ekonomi sirkuler dan pengelolaan limbah komunal, KBA Tabek Talang Babungo juga bisa menjadi destinasi wisata edukasi yang tepat.
Rumah Pintar sebagai Pusat Inovasi Masyarakat
Dari mana semua inovasi ini bermula?Sebuah rumah panggung sederhana berukuran 4 x 20 m adalah laboratorium transformasi di KBA Tabek Talang Babungo. Rumah Pintar namanya. Bersama-sama, warga Tabek membangun Rumah Pintar ini di tahun 2019. Rumah ini menjadi tempat masyarakat berkumpul, bertukar pikiran, dan merintis proyek-proyek baru di KBA Tabek Talang Babungo.
Ada banyak proyek yang tercetus dari musyawarah di Rumah Pintar. Mulai dari pelatihan UMKM, hingga program homestay untuk para wisatawan.
![]() |
| Rumah Pintar KBA Tabek Talang Babungo (Sumber: RRI.co.id) |
Ragam Wisata di KBA Tabek Talang Babungo
Ya, Tetangganet bisa, lho, jika ingin bermalam di salah satu dari 45 homestay di desa ini. KBA Tabek menyediakan beberapa macam paket wisata, di antaranya paket wisata 2 hari 1 malam dengan beberapa tipe homestay.Selain menikmati suasana desa, para wisatawan juga dapat mengikuti berbagai kegiatan khas desa, misalnya manumbuak ampiang, manundo kilangan tabu, manyadok niro, menyaksikan tarian tradisional, menyaksikan pencak silat (silek kurambik) yang terinspirasi dari gerakan harimau, membatik, menganyam mansiang, menganyam paruik pakih, menyantap kuliner khas Tabek, dan masih banyak lagi. Wisatawan juga bisa mengikuti tur mengelilingi 11 zona hijau yang tersebar di penjuru desa, dengan spot foto yang pastinya instagrammable banget.
![]() |
| Beberapa Spot Foto di KBA Tabek (Sumber: jadesta.kemenparekraf.go.id) |
Nah, siapa, nih, yang juga ingin berkunjung ke KBA Tabek Talang Babungo? Saya yakin, pulang dari Tabek, kita akan bawa banyak sekali oleh-oleh, baik buah tangan maupun buah pikiran. Karena lebih dari sekedar menikmati keindahan alamnya, kita bisa belajar tentang semangat juang dan gotong royong warga KBA Tabek Talang Babungo. Semoga menginspirasi! Wassalamu’alaykum.






0 Komentar
Silakan tinggalkan komentar, tapi bukan link hidup ya