Bagaimana Cara Merawat Tanaman yang Baik? Simak 8 Tips Berikut!

 

8 cara yang baik merawat tanaman


Assalamu’alaykum, Tetangganet, bagaimana kabar kebunnya hari ini? Bahagia, ya, rasanya kalau sudah bisa menanam. Tapi perjuangan kita belum belum berakhir di sini. Setelah menanam, kita juga harus tahu bagaimana cara merawat tanaman yang baik. Jangan sampai tanaman kita menjadi layu atau kurang nutrisi sehingga tumbuhnya stunting!

Pada artikel kali ini, saya ingin memberikan beberapa tips dalam merawat tanaman. Semoga bisa menjadi solusi bagi Tetangganet yang masih bingung bagaimana cara merawat tanaman yang benar.

Bagaimana Cara Merawat Tanaman yang Baik

1. Pelajari Karakteristik Setiap Tanaman

Setiap tanaman memiliki karakteristik dan syarat hidup masing-masing. Ada tanaman yang membutuhkan sinar matahari yang banyak, ada pula tanaman yang membutuhkan naungan. Ada tanaman yang perlu penyiraman yang banyak, ada pula yang cukup disiram beberapa hari sekali. Ada yang menyukai jenis tanah yang berpasir, ada yang menyukai jenis tanah yang memiliki kandungan bahan organik yang tinggi. Oleh karena itu, penting untuk mempelajari karakteristik masing-masing tanaman.
Apalagi jika tanaman tersebut memiliki fase vegetatif dan fase generatif. Setiap fasenya memiliki kebutuhan nutrisi yang berbeda-beda.

Tetangganet dapat mempelajari karakteristik tanaman dari berbagai sumber yang ada. Di internet, sudah ada banyak sekali tutorial cara merawat tanaman. Sertakan kata kunci yang spesifik, misalnya “cara budidaya tanaman melon di polybag" atau "tips menanam sayur berumur pendek di pot".

2. Perhatikan Selalu Kondisi Tanah atau Media Tanam

Cek secara berkala kondisi tanah atau media tanam. Apakah tanah terlalu kering atau terlalu becek? Apakah tanah sudah keras? Perhatikan keadaan tanah sesaat setelah disiram. Apakah air siramannya menggenang ataukah meresap dengan cepat?

Tetangganet dapat melakukan cek sederhana dengan jari tangan. Tusukkan jari telunjuk Tetangganet ke dalam tanah, lalu tarik kembali. Tetangganet dapat merasakan apakah tanah sudah cukup lembap, apakah terlalu becek, ataukah sudah keras sehingga jari pun susah dimasukkan ke dalamnya.

Terkadang, permukaan tanah terlihat masih lembap, tapi, ketika kita cek lebih dalam, ternyata bagian bawahnya sudah sangat kering. Maka dari itu, hanya melihat kondisi permukaan tanah saja tidak cukup untuk mengetahui kondisi tanah.

3. Siram Tanaman Sesuai Kebutuhan

Tidak semua tanaman suka disiram setiap hari, lho. Ada tanaman yang cukup disiram sehari sekali, ada yang perlu sehari dua kali, ada juga yang cukup disiram beberapa hari sekali.

Setelah mengecek kelembapan tanah atau media tanam dengan tes jari seperti yang saya sampaikan di atas, Tetangganet dapat melakukan penyiraman sekiranya media sudah terlalu kering.

Menyiram tanaman secara berlebihan justru berbahaya bagi tanaman karena dapat menyebabkan pembusukan akar atau serangan jamur.

Perlu diperhatikan pula kebutuhan air tanaman di musim hujan. Beberapa tanaman perlu dipindahkan ke area yang teduh. Guyuran air hujan dari talang juga dapat menyebabkan kerusakan pada tanaman. Perhatikan pula area yang sering banjir atau menjadi genangan air ketika musim hujan. Lakukan pemindahan jika tanaman Tetangganet terancam rusak karena hujan.

Ketika hujan sedang turun, coba amati tanaman-tanaman Tetangganet. Seringkali kita salah memprediksi arah aliran air hujan dari talang, atap, atau tanaman lain yang berada di atasnya. Padahal, ketika hujan sedang sangat deras, kucuran air dari talang dapat meluncur lebih jauh. Begitu pulang dengan daun-daunan besar yang mengumpulkan air, kemudian baru mengucurkan air ke bawah dari ujung-ujung daunnya. Hal-hal tersebut kadang-kadang tidak dapat diprediksi. Oleh karena itu, dibutuhkan pengamatan langsung ketika hujan sedang turun.

Kekurangan air dapat menyebabkan tanaman menjadi layu dan mati. Namun, kebanyakan air juga dapat mematikan tanaman. Jadi, secukupnya saja, lah.

4. Cek Rutin Kondisi Daun

Seperti yang sudah kita bahas di atas, setiap tanaman (dan bahkan setiap fase pertumbuhannya) memerlukan nutrisi yang berbeda-beda. Kondisi daun dapat memberikan indikator mengenai kebutuhan nutrisi tanaman. Dari memperhatikan warna dan kondisi daun, Tetangganet dapat menambahkan nutrisi yang dibutuhkan tanaman.

5. Pertimbangankan Ukuran Pot

Jika Tetangganet menanam menggunakan pot, polybag, atau planterbag, Tetangganet perlu mempertimbangkan mengganti pot yang lebih besar dan media dan media tanam secara berkala agar pertumbuhan tanaman lebih optimal.

Jika akar tanaman sudah mulai menembus pot atau polybag, itu artinya Tetangganet perlu memindahkannya ke pot yang lebih besar. Apalagi jika tanah sudah memadat dan menyebabkan akar sudah memenuhi pot.

Saya pernah suatu ketika malas melakukan pemindahan pot hingga akar sudah memenuhi pot. Ketika saya keluarkan tanaman tersebut dari potnya, akarnya sudah mengeras dan seakan ‘tercetak’ dengan bentuk pot. Sedihnya... Saya terpaksa harus memotong beberapa bagian akar paling tepi yang sudah mengeras agar akar-akarnya yang lain bisa diurai dan berkembang di pot yang baru.

Jangan lupa pula ditambahkan media tanam yang baru agar tanaman mendapatkan nutrisi yang cukup.

6. Membasmi Hama dengan Cara Alami

Ketika Tetangganet sedang mengecek kondisi batang dan daun, Tetangganet juga dapat memperhatikan hama apa saja yang mengganggu tanaman tersebut. Tetangganet dapat segera membasmi hama tersebut dengan pestisida alami, maupun dengan memusnahkannya.

Saya sangat tidak menyarankan penggunaan pestisida kimiawi untuk membasmi hama. Pestisida kimiawi memang dapat memberikan hasil yang instan. Namun, penggunaannya secara terus menerus dapat menimbulkan resistensi bagi hama. Selain itu, pestisida kimiawi juga berbahaya bagi manusia.

7. Mengurangi Kompetisi

Tanaman yang harus berebut sumber daya dengan tanaman lain tidak akan tumbuh optimal. Tetangganet perlu membatasi kompetisi yang terjadi antar tanaman dengan cara melakukan penyulaman dan mencabut gulma yang ada di sekitar tanaman tersebut. Dengan mencabut tanaman lain yang lokasinya terlalu dekat dengan tanaman utama kita, kita semacam memberikan priviledge kepada tanaman utama kita agar tidak kalah dengan tanaman lain yang tidak kita inginkan. Jadi, tanaman tersebut tidak perlu berebut nutrisi, air, ruang tumbuh, dan cahaya dengan tanaman lain.

Tetangganet juga perlu membuang daun atau cabang yang layu, rusak, atau terserang penyakit. Bagian tanaman yang sakit akan mengalihkan fokus energi tanaman untuk mengatasi penyakitnya sehingga kurang fokus untuk tumbuh lebih besar atau berbuang lebih lebat. Agar tanaman bisa move-on, kita harus amputasi organ tubuhnya.

Jika Tetangganet menanam tanaman buah, Tetangganet juga bisa mengurangi jumlah bakal buah agar buah yang dihasilkan menjadi lebih maksimal. Untuk tanaman melon, misalnya, biasanya hanya disisakan 1 atau 2 buah per tanaman agar buahnya mendapatkan nutrisi maksimal sehingga menjadi besar dan manis.

Jangan merasa sayang ketika kita membuang bakal buah lain atau tanaman pengganggu lain, ya, Tetangganet. Bagian yang terbuang masih bisa dimanfaatkan, kok. Misalnya ada tanaman volunteer (tanaman yang tumbuh sendiri tanpa ditanam, atau disebut thukulan dalam bahasa Jawa), tanaman tersebut dapat ditanam di tempat lain. Tunas air pada tomat bisa ditanam kembali. Rumput dan sisa tanaman lain dapat dijadikan kompos atau pupuk.

8. Berikan Pupuk Sesuai Kebutuhan

Pupuk memberikan nutrisi tambahan bagi tanaman. Namun, pemupukan pada tanaman secara berlebih dapat membuat tanaman layu dan mati. Saya pernah mendengar istilah ‘kepanasan’ karena pupuk yang diberikan dalam konsentrasi yang terlalu besar.

Ketika Tetangganet memberikan pupuk, sesuaikan kadar dan komposisi pupuk sesuai dengan kebutuhan tanaman. Pada fase vegetatif, tanaman membutuhkan nutrisi untuk memperbanyak daun. Pada fase generatif, tanaman membutuhkan nutrisi untuk menghasilkan buah. Oleh karena itu, pupuk pada fase vegetatif berbeda dengan pupuk pada fase generatif.

Saya menyarankan Tetangganet untuk selalu menggunakan pupuk organik ketika melakukan pemupukan. Pupuk kimiawi, walaupun dapat memberikan hasil yang ‘wah’ dalam jangka pendek, namun dapat merusak kondisi tanah dalam jangka panjang. 

Ada banyak opsi pupuk organik yang dapat Tetangganet pilih, mulai dari kompos, POC, pupuk bokashi, pupuk kandang, dan lain-lain. Atau bisa juga kombinasi dari berbagai macam pupuk organik tersebut. Apalagi, kini pupuk organik sudah semakin mudah didapatkan. Banyak pupuk organik yang mulai dipasarkan dalam kemasan yang praktis dan sudah didesain spesifik sesuai kebutuhan tanaman tertentu. Bahkan, bisa juga Tetangganet beli dari toko online, lho!



Semoga artikel di atas dapat memberikan gambaran kepada Tetangganet tentang bagaimana cara merawat tanaman yang baik. Merawat tanaman membutuhkan ketelatenan. Namun, tanaman yang dirawat dengan baik juga akan memberikan hasil yang memuaskan bagi penanamnya. Kalau Tetangganet, punya tips apalagi tentang bercocok tanam? Silakan tulis di kolom komentar.

5 Komentar

  1. informasinya bagus sekali mbak. Jadi lebih paham tentang cara memperlakukan tanaman dengan baik. ternyata ukuran pot juga bis mempengaruhi pertumbuhan ya, jadi harus rutin secara berkala pindah-pindah tanaman ke pot yang lebih besar.

    BalasHapus
  2. Baru kemarin aku nyabutin daun-daun stroberi kering di teras rumah, satisfying aja gitu nyabutnya hehe. Ternyata itu mengurangi kompetisi juga ya, wah menarik nih. Kalo di Surabaya aku gak bisa berkebun, ga ada lahannya, plus ga sempat waktunya. Tapi kalo pulang ke Batu, jadi ikutan bapak ibuku ngerawat anak-anaknya di rumah. Asyik ternyata berkebun, ada bunga, ada sayur kangkung hidroponik juga. Kalo udah tau ilmunya gini kan jadi makin semangat ya ngerawat kebunnya. Makasih mbak sharingnya...

    BalasHapus
  3. Alhamdulillah saya juga menanam tanaman di pekarangan depan yang ga terlalu luas, tapi senangnya bisa memberdayakan lahan terbatas untuk ditanami. Kita pilihnya tanaman kaya tomat dan cabe, karena sekarang nih udah berbuah dan waktunya panen, jadi kalau mau masak tinggal metik deh ke depan.
    Perawatan tanaman sebenarnya ga susah ya, yang penting telaten dan sesuai prosedur. Apalagi kalau dasarnya memang hobi, semua proses perawatan tanaman bisa kita lakukan dengan happy

    BalasHapus
  4. Ternyata aku selama ini salah byk dalam memperlakukan tanaman. Suka seneng aja klo bakal buahnya banyak jdi emang dieman2 biar ga rontok dan berharap nti bisa panen banyak. Eh trnyata justru bkin hasilnya ga maksimal yaa

    BalasHapus
  5. Pas pandemi rajin banget merawat tanaman sampai ada aneka sayuran..kini mager jadi hanya tanaman yang minim perawatan yang masih bertahan..sepertinya memang perlu tips seperti ini dari dulu yaa

    BalasHapus

Silakan tinggalkan komentar, tapi bukan link hidup ya