Hidup Sepenuh Hidup

 

Anggrek mekar di pohon


Assalamu’alaykum Tetangganet! Sudahkah Tetangganet berhenti sejenak dan beristirahat hari ini? Saya tahu, ada banyak sekali urusan yang perlu diselesaikan. Tapi jangan lupa untuk memberikan hak istirahat untuk tubuh dan ruh kita. Duduklah sebentar, dan bacalah apa yang akan saya sampaikan kali ini.

Coba Tetangganet perhatikan foto anggrek di atas. Cantik sekali bukan?

Foto ini saya ambil pada suatu hari ketika sedang berjalan dari kantor menuju aula makan, ketika makan siang. Ada sekitar 30 orang yang sedang berjalan bersama saya ketika itu. Tiga puluh orang yang tidak menyadari ada ciptaan Allah yang sangat indah yang sedang dipamerkan Allah ketika itu. Jika bukan karena ada seorang pegawai cleaning service yang menegur kami ,”Bu, anggreknya sudah mekar,” tentu kami sudah melewatkan momen yang spektakuler ini, yang terjadi mungkin hanya sekitar 2 atau 3 hari setelah bertahun-tahun lamanya anggrek ini tidak mekar.

Ya, bahkan ketika waktu istirahat makan siang pun, yang sering kita pikirkan adalah masih tentang segala urusan dan pekerjaan. Pernahkah kita menikmati kunyahan demi kunyahan makanan yang kita makan bak seorang apresiator makanan. Sayang sekali kan, kalau berbagai rasa yang diciptakan Allah untuk kita, begitu saja kita lewatkan, seakan-akan hal itu adalah hal yang normal. Take it for granted, begitu istilahnya.

Padahal jika makanan itu diciptakan hanya untuk menjaga kita tetap hidup, tentu saja bisa Allah cabut rasa dalam makanan itu. Kita perhatikan orang-orang yang nutrisinya harus dipenuhi dengan cara dimasukkan melalui selang infus. Atau orang-orang yang mendapatkan nutrisinya dari beragam pil tanpa rasa yang harus ditelan setiap hari.

Pernahkah kita mengunyah sambil memikirkan bagaimana makanan tersebut bisa sampai di meja kita? Dari mulai para petani yang bekerja keras mengurus tanamannya, para peternak yang repot mengurus ternak-ternaknya, dari para sopir truk yang mendistribusikan bahan makanan tersebut hingga kemana, hingga akhirnya, melalui tangan para juru masak bisa mendarat di depan kita. Saya yakin, kita akan lebih menghormati makanan, tidak dengan mudah berkomentar mengenainya, dan tidak pula membuang-buangnya.

Dunia ini bukan hanya tentang menyelesaikan urusan-urusan, mendapatkan cuan, meraih prestasi ataupun jabatan, Kawan. Istirahatlah sejenak dan merenung. Dalam setiap langkahmu, ada otot-otot yang bergerak sempurna, tulang-tulang yang kokoh, entah berapa juta transfer molekul, yang berada di luar kontrolmu.

Hiduplah dengan sepenuhnya hidup. Hidup dengan penuh kesadaran. Ada banyak nikmat yang sedang dicurahkan atas kita setiap saat. Maka jangan lupa untuk selalu bersyukur. Wassalamu’alaykum.


4 Komentar

  1. sip kak.. Memang kita jangan lupa berhenti bersyukur ya

    BalasHapus
  2. Yapp betul kak harus bersyukur

    BalasHapus
  3. Sibuk memikirkan hal-hal kesenangan sampai lupa akan keindahan yang buat kita bersyukur. Entah emang lupa atau terlalu malas, jadinya melewatkan kebesaran Allah yang enggak kita sadari. Makasih banyak, Ka), kasi pengingat untuk selalu lebih perhatian ke ciptaan Allah. 🤍

    BalasHapus
  4. Cantik sekali anggreknya, bisa seperti itu ya tumbuhnya. Btw, hidup sepenuh hidup judul yang brilian kak. Mengingatkan manusia sok sibuk ini agar berhenti sejenak untuk lebih mensyukuti kehidupan di sekeliling, nicee.

    BalasHapus

Silakan tinggalkan komentar, tapi bukan link hidup ya