Nasi Goreng: Sajian Suka-Suka

 

Assalamu’alaykum, Tetangganet! Masak apa hari ini? Hari ini saya masih punya nasi sisa. Tentu Tetangganet tahu ya, sajian lezat apa yang mudah dibuat dengan nasi sisa. Ya, nasi goreng.

Entah darimana asal mulanya, nasi goreng telah menjadi primadona para ibu-ibu yang ingin membuat sajian baru yang nikmat dan mengenyangkan dari nasi sisa kemarin sore atau nasi yang telah dingin dan mengeras.

Tidak hanya di Indonesia lho, tetapi juga di beberapa negara tetangga. Saya juga baru tahu, nasi goreng atau fried rice, bahkan dijadikan topik utama seorang konten kreator bernama Uncle Roger. Pernahkah Tetangganet menyaksikan video-video menggelikan di kanal YouTube Uncle Roger? Dari sanalah saya tahu, bahwa ternyata nasi goreng itu bukan hanya ada di Indonesia, tetapi juga di Malaysia, Singapura, Cina, dan lain-lain. Orang-orang Barat pun ternyata juga menyukai sajian ini lho. Sampai mereka belajar teknik memasak nasi goreng yang benar.

Nasi Goreng a la Uncle Roger

Kalau Tetangganet memperhatikan beberapa video nasi goreng Uncle Roger, Tetangganet bisa menyimpulkan, beberapa teknik membuat nasi goreng yang ‘di-sah-kan’ oleh Uncle Roger.

1. Nasi yang agar digoreng, haruslah sudah dingin dan tidak menggumpal. Salah satu caranya adalah dengan memasukkannya ke dalam kulkas selama semalam sebelum digoreng pada pagi harinya. Uncle Roger bahkan menyarankan rice cooker khusus agar bisa membuat nasi yang enak.
2. Nasi goreng dimasak di atas wajan wok yang besar dengan api besar dan minyak yang panas. Teknik-teknik mengaduknya khas. Kalau dipikir-pikir seperti pedagang nasi goreng Surabaya di dekat rumah saya.
3. Wajib MSG! Nah, ini nih bahan yang kalau tidak ada, tidak akan di-ACC oleh Uncle Roger.

Nasi Goreng a la Saya

Lain nasi goreng Uncle Roger, lain pula nasi goreng saya. Saya sama sekali tidak menggunakan MSG ketika saya memasak. Rasa gurihnya saya dapatkan dari menumis bawang merah dan bawang putih dalam jumlah yang banyak. Ya, memang agak boros di bahan sih, tapi tidak apalah, dengan bahan alam insyaAllah lebih sehat.

Untuk bahan selain nasi dan bumbu pun, saya memakai bahan apa saja yang ada di kulkas ketika itu. Bisa jadi telur, suwiran ayam, jamur, wortel, sosis, pokoknya apapun yang jumlahnya tinggal sedikit sehingga tidak mungkin dijadikan satu masakan tersendiri. Karena itulah saya sebut nasi goreng itu sajian suka-suka. Suka-suka kokinya ingin menambahkan apa saja ke dalamnya.

Nasi Goreng Suka-Suka

Salah satu rekan kerja saya yang sering membawakan masakan sarapannya ke kantor untuk dibagi-bagikan memiliki satu kekhasan. Nasi goreng buatannya selalu ada ikan teri dan jagung manis pipil. Awalnya agak sangsi juga melihat banyaknya ikan teri bertebaran di antara nasi. Bayangan saya pasti nasi gorengnya asin. Ternyata tidak! Rasa asin ikan terinya ternyata bisa diimbangi dengan rasa jagung manisnya.

Lain lagi dengan salah satu kerabat saya yang suka sekali dengan daging merah. Terakhir kali, dia membuat nasi goreng dengan potongan daging rusuk sapi yang sebelumnya telah digulai. Di dalam bumbunya juga ditambahkan jahe dan lengkuas. Rasanya agak eksotik memang, karena saya bukan pecinta daging. Tapi menurut suami saya, nasi gorengnya enak juga.

Kalau nasi goreng rumahan memanfaatkan bahan apa saja yang ada di rumah, beda lagi dengan nasi goreng warung yang memang sudah memiliki standar masing-masing. Walaupun namanya sama-sama nasi goreng, rasanya pun bermacam-macam. Ada nasi goreng yang ditambahkan potongan daun seledri, ada pula yang ditambah dengan acar. Ada yang sangat berminyak, ada pula yang lebih basah. Semua memiliki ciri khas masing-masing.

Sebelum saya akhiri, saya ingin berpesan kepada Tetangganet untuk menambahkan sebanyak mungkin sayuran dan buah-buahan untuk mendampingi nasi gorengnya ya. Bisa jadi timun, tomat, kubis, atau selada. Karena nasi goreng dominan dengan karbohidrat dan minyak, maka butuh serat juga untuk memperlancar pencernaannya.

Sekian cerita saya tentang nasi goreng. Saya penasaran nih, bagaimana nasi goreng versi Tetangganet. Tulis di kolom komentar ya. Sampai jumpa di postingan berikutnya. Wassalamu’alaykum.